Dr Muhammad Taqi-ud-Din Al-Hilali dan Dr Muhammad Muhsin Khan punya definisi tentang kata mihrab. Dalam cetakan Alquran King Fahd Complex, Saudi Arabia, keduanya mendefinisikan mihrab sebagai tempat shalat kecil atau ruang privasi, bukan arah atau penunjuk tempat shalat, apalagi tempat imam memimpin shalat.
Selain memiliki beragam pengertian, kehadiran bagian interior masjid itu pun tak seutuhnya disepakati umat Islam. Ada yang memperbolehkan dan ada pula yang melarang kehadiran mihrab di dalam masjid karena tak pernah dicontohkan Rasulullah SAW.
Mihrab Masjid Nabawi
Menurut Imtiaz Ahmad dalam bukunya, Lesson for Every Sensible Person, mihrab yang terdapat di Masjid Nabawi memiliki sejarah yang sangat penting diketahui umat Islam.
Mihrab Nabawi
Sebelumnya, tidak ada mihrab di dalam Masjid Nabawi selama periode pemerintahan Rasulullah SAW hingga Khulafaur Rasyidin. Baru pada tahun 91 H, Khalifah Umar bin Abdul Aziz pertama kali memerintahkan untuk dibuat sebuah mihrab. Menurut Imtiaz, bila seseorang berdiri di dalam mihrab ini dan melaksanakan shalat, tempat sujudnya itu akan terletak di mana kaki Rasulullah SAW berpijak. Dinding tebal mihrab tersebut menutupi tempat sujud Nabi SAW.
Mihrab Utsmani
Disebut Mihrab Utsmani, karena di tempat ini Khalifah Utsman bin Affan RA mengimami shalat. Kemudian, di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pun dibangun mihrab di sini. Sekarang, imam Masjid Nabawi juga mengimami shalat di tempat tersebut.
Mihrab Hanafi
Sebelumnya, imam shalat dari empat mazhab (Hanafi, Syafi'i, Maliki, dan Hambali) mengimami shalat di Masjid Nabawi secara terpisah di waktu dan tempat yang berbeda. Dan, tempat ini disebut Mihrab Hanafi. Karena, dulunya Imam Hanafi mengimami shalat di tempat tersebut. Namun kini, hanya satu shalat berjamaah yang dilaksanakan di Masjid Nabawi yang dipimpin oleh Imam dari Mazhab Hanafi. Hal ini berlaku sejak kekuasaan dipegang oleh Pemerintah Arab Saudi.
Mihrab Tahajud
Tempat ini merupakan kegemaran Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan shalat Tahajud.
Sumber : Ihram.co.id