Sa'i dilakukan dengan berjalan kaki atau berlari-lari kecil dari bukit Safa ke Marwa sebanyak tujuh kali. Pada dasarnya perjalanan sa’i adalah zikrullah karenanya selama menjalankan sa’i seseorang harus dipenuhi dengan zikir.
Arti kata sa’i adalah usaha. Bisa pula dikembangkan artinya menjadi berusaha dalam hidup, baik pribadi, keluarga, atau masyarakat. Pelaksanaan sa’i antara bukit Safa dan Marwa melestarikan pengalaman Siti Hajar (ibu Nabi Ismail AS) ketika ia mondar-mandir antara dua bukit itu untuk mencari air minum bagi dirinya dan putranya.
Saat itu, Siti Hajar kehabisan air di tempat yang sangat tandus, tiada seorang pun yang dapat dimintai pertolongan. Nabi Ibrahim Alaihissalam, suami Siti Hajar dan ayahanda Nabi Ismail Alaihisalam, tidak berada di sana. Ia berada di tempat yang sangat jauh di Negeri Syam.
Hanya kasih sayang seorang ibu pada anaknyalah yang mendorong Siti Hajar mondar-mandir antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Jarak antara bukit Safa dan Marwah sekitar 400 meter.
Dengan begitu, jarak yang ditempuh Siti Hajar hampir tiga kilometer. Akhirnya, Allah memberi nikmat berupa mengalirnya air Zamzam dari mata air abadi. Peristiwa itu menggambarkan bagaimana kasih sayang seorang ibu kepada anaknya dan ini harus menjadi teladan bagi kaum Muslimin.
Sa’i memberikan makna sikap optimistis dan usaha yang keras serta penuh kesabaran dan tawakkal kepada Allah SWT. Kesungguhan yang dilakukan oleh Siti Hajar dengan tujuh kali mondar-mandir berjalan antara Safa dan Marwa memberikan makna bahwa hari-hari yang dilewati manusia berjumlah tujuh hari setiap minggu haruslah diisi dengan usaha dan kerja keras.
Pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh- sungguh itu sangat disenangi Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
Sumber : Ihram.co.id