Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat meminta jamaah haji memiliki solidaritas terhadap sesama. Menurut Arsad, solidaritas merupakan salah satu indikator kemabruran. “Saya minta jemaah yang akan berangkat agar melatih solidaritas. Sebab, solidaritas dan kepekaan sosial merupakan salah satu indikator mabrur,” kata Arsad dalam keterangan yang didapat Republika.

Ia juga mengajak jamaah haji yang masih muda untuk bersiap menolong sesama, khususnya lansia yang membutuhkan pertolongan. Jamaah yang masih muda diminta siap-siap menolong kiri kanannya jika melihat ada yang kelelahan, bahkan jika perlu digendong jika memang membutuhkan karena pahalanya besar.

Mengutip salah satu hadits, Arsad menjelaskan tiga tanda kemabruran haji. Pertama, menebarkan salam (afsyus-salam).

Arsad menyebut menebarkan salam bisa dimaknai dengan mengucapkan salam jika bertemu dengan siapa saja, atau kehadirannya membuat kondisi masyarakat menjadi nyaman dan damai. Artinya kehadiran seseorang bisa membuat suasana menjadi tenang dan damai.

Kedua, memberi makan kepada orang yang membutuhkan (ith‘am at-tha‘am) atau memiliki kepedulian sosial. “ini artinya bukan hanya senang memberi makan, tapi yang lebih luas lagi memiliki kepekaan dan solidaritas sosial serta senang membantu” lanjut dia.

Selanjutnya tanda kemabruran yang ketiga adalah santun dalam bertutur kata (thayyib al-kalam).

Selain mengajak jamaah haji untuk menanamkan sikap sosial, Arsad juga mengajak seluruh petugas untuk melayani jamaah haji sebagai tugas utamanya. Ia mempersilakan para petugas untuk bisa melaksanakan shalat di Masjidil Haram, tetapi jika dalam perjalanan menemukan jamaah yang menemui masalah, hendaknya memprioritaskan pelayanan ke jamaah tersebut.

“Saya selalu sampaikan kepada petugas haji, tugas utama anda adalah melayani. Kalau ada waktu melaksanakan salat di Masjidil Haram, silahkan. Tapi kalau di tengah jalan tiba-tiba ada jamaah tersasar, antarkan dahulu jamaah tersebut ke hotelnya setelah itu baru shalat,” ucapnya.

Kalaupun petugas tidak bisa melaksanakan shalat di Masjidil Haram, ia menyebut pahala yang diterima oleh para petugas jauh lebih mulia dibandingkan memikirkan dirinya sendiri untuk melaksanakan ibadah haji.

Ia juga meminta kepada Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag untuk mengatur komposisi kloter, mengingat jamaah haji tahun ini banyak didominasi jemaah lansia. Jangan sampai seluruh lansia dijadikan satu dalam satu rombongan.

"Jangan juga kelompok lansia berkursi roda disatukan dalam satu rombongan. Ini diatur agar jamaah lansia betul-betul bisa melaksanakan ibadah hajinya,” tutur dia.

Ia berharap hamaah haji tahun ini dapat mempersiapkan diri dari sekarang dengan melatih fisiknya dan latihan manasik.


Sumber : Ihram.co.id